Powered By Blogger

Thursday, March 26, 2015

Kewirausahaan Pertemuan Ketiga (Promotor One Direction Concert)


        Good evening readers. So last night I went to One Direction concert. I had a lot of fun there. Tapi main focus tulisan saya di sini bukan untuk menceritakan bagaimana konsernya itu sendiri. Jujur saja, saya sempat bingung akan menuliskan apa di blog saya untuk postingan kewirausahaan pertemuan ke-3. Saat menunggu akan masuk gate GBK, saya mencari-cari inspirasi tentang postingan yang akan saya tulis. Sembari mencari inspirasi, saya memperhatikan keadaan sekitar. Banyak sekali orang berjualan di sekitar area stadion GBK. Nah, di situ saya mendapat ide untuk postingan saya. 

        Ternyata banyak orang yang menjalankan kewirausahaannya di lapangan pada saat itu. Entah memang orang-orang tersebut adalah wirausahawan atau wirausahawan dadakan yang baru beroperasi pada saat konser kemarin. Menurut saya pribadi, orang-orang yang mendadak menjadi seorang wirausahawan perlu diacungi jempol juga, karena mereka bisa menangkap peluang untuk menjalankan usahanya. Terutama mereka beroperasi di event yang besar seperti konser kemarin, pasti keuntungan yang didapatkan akan lebih banyak dibandingkan saat mereka beroperasi di hari biasa.

        Ada  orang-orang yang menjual makanan yang mereka masak sendiri seperti mendoan, nasi campur, lontong sayur, bakwan malang, dan lain sebagainya. Ada juga yang berwirausaha menjual merchandise yang mereka cetak sendiri seperti baju, kipas, sticker, glow stick, bando, dan barang-barang lainnya yang bertemakan one direction. Perlu diperhatikan juga, selain para pedagang tersebut, ada wirausahawan yang besar yang ada di situ pula. Tidak lain dan tidak bukan adalah sang promotor yaitu Ismaya Live dan Sound Rhythm. Saya sangat salut dengan orang-orang yang mencetuskan untuk berwirausaha sebagai promotor dan mendirikan perusahaan jasa promotor konser-konser. Karena diperlukan effort yang sangat besar untuk mendirikan perusahaan jasa promotor seperti itu. Karena tanggung jawab serta resiko yang dihadapi sangat besar. Mereka membawa artis-artis dari luar negeri untuk tampil di Indonesia. Mereka harus mengurus surat konfirmasi, surat izin, surat kontrak, dan lain sebagainya. Modal yang diperlukan juga sangat besar tentunya untuk fee kepada artis serta managementnya, modal untuk sewa tempat, untuk membangun stage, serta atribut-atribut lainnya. 

        Saya akan mengaitkan kegiatan berwirausaha promotor konser One Direction dengan macam-macam tipe wirausaha. Menurut perilakunya, tipe wirausaha terdiri dari tiga tipe yaitu:
  1. Wirausaha yang memiliki inisiatif. Menurut saya inisiatif dari Ismaya Live dan Sound Rhythm untuk mendatangkan One Direction patut diapresiasi. Mereka mengumumkan akan mendatangkan One Direction sudah sejak tahun lalu. Pasti ada alasan mengapa mereka memilih untuk mendatangkan One Direction dibandingkan penyanyi luar negeri lainnya. Pasti mereka mengamati antusiasme para remaja khususnya remaja putri terhadap boy band yang sedang naik daun itu. Di indonesia para directioner memiliki wadah/perkumpulan sesama directioner. Bisa dilihat di twitter, followers dari perkumpulan tersebut jumlahnya sangat banyak. Sehingga Ismaya Live dan Sound Rhythm berani mendatangkan boyband tersebut ke Indonesia, mengingat banyak sekali Directioners yang sudah menunggu 4 tahun akan kedatangan One Direction ke Indonesia.  
  2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu. Yang dimaksud dengan mengorganis mekanis sosial adalah bagaimana promotor tersebut dapat memenuhi kebutuhan atau harapan dari directioner yang sudah lama mendambakan kedatangan the boys. Sedangkan yang dimaksud mengorganisir mekanisme ekonomi untuk menghasilkan sesuatu adalah selain memenuhi kepuasan directioner, para promotor juga mengharapkan laba dari usaha jasa promotor ini. Kalau sudah menyangkut masalah uang, pasti semuanya menginginkan hasil maksimal dengan biaya sekecil-kecilnya. Mari mengkritisi bagian ini. Jujur saja saya kurang puas dengan pelayanan dari promotor konser One Direction kemarin. Saya membeli tiket festival A dengan harga 1,4juta. Dengan harga segitu, pelayanan yang saya dapatkan tidak setimpal. Bukan saya saja yang protes soal ini. Hampir semua directioners kemarin berkata hal yang sama. Dimulai dari kurangnya antisipasi pembengkakan jumlah penonton, mekanisme masuk ke stadion yang tidak efektif, crew/panitia yang sebagian besar gabut, penundaan pembukaan gate masuk yang menyebabkan banyak yang pingsan saat masih menunggu, tidak ada blower di sekitar tenda tempat menunggu sehingga orang-orang sulit untuk bernafas, tidak ada ketegasan dari petugas keamanan menghadapi kecurangan saat mengantri, hujan deras sebelum pertunjukan di mana seharusnya untuk acara sebesar ini perlu menyewa jasa pawang hujan terutama kondisi arena yang outdoor bahkan untuk pensi sekolah pun menyewa jasa pawang hujan, kurangnya perataan pembagian minum saat pertunjukan sehingga banyak yang dehidrasi dan akhirnya pingsan. Menurut saya, promotor hanya mencari untung saja dan bersikap tidak profesional. Seharusnya dengan harga tiket segitu, kami semua layak mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik. Sebagai promotor seharusnya dapat menyeimbangkan antara laba yang didapat dengan service yang mereka berikan kepada penonton.
  3. Wirausaha yang menerima resiko atau kegagalan. Puji Tuhan menurut saya acara kemarin berjalan dengan sukses. Kesuksesan tersebut tentu saja menjadi feedback yang diharapkan oleh promotor. Banyak sekali pasti resiko dan rintangan yang dihadapi selama proses mempersiapkan konser ini. Seperti yang belum lama terjadi sebelum hari-H yaitu protes dari PSSI yang mengecam promotor karena mereka harus menunda pertandingan akibat GBK dipakai untuk konser One Direction. Padahal PSSI baru izin menggunakan GBK pada bulan Januari, sedangkan promotor sudah izin menyewa GBK sejak dua tahun yang lalu. Flashback juga satu tahun yang lalu saat penjualan tiket One Direction di Mall Kota Kasablanka dihentikan oleh polisi karena belum ada surat izin pengamanan sehingga 20 ribu orang yang sudah mengantri menjadi terlantar begitu saja. Tetapi apapun resikonya, seorang wirausahawan harus dapat menanganinya dengan profesional

         Sekian postingan saya, jadi selain nonton konser One Direction saya juga belajar untuk mengamati kegiatan wirausaha yang terjadi di sekitar area konser. Semoga bermanfaat infonya :)

Wednesday, March 18, 2015

Kewirausahaan (Pertemuan Kedua)


Good attitude. Dua kata tersebut merupakan hal yang penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Agar good attitude berakar di dalam diri kita, maka sedini mungkin kita harus membiasakan memupuk good attitude itu sendiri. Semakin dini kita membiasakan, maka akan semakin matang pula attitude tersebut. Good attitude dalam diri seorang wirausahawan dapat berbentuk macam-macam seperti mampu menangkap peluang di pasaran, mampu untuk peka terhadap perubahan trend di sekelilingnya, mampu memprediksi trend yang akan booming di waktu mendatang, serta mampu untuk survive di arus yang serba modern dan cepat ini.

Dewasa ini, perubahan yang terjadi di sekeliling kita bergerak dengan cepat. Perubahan tersebut juga berlaku di bidang ekonomi. Banyak sekali barang-barang model baru yang masuk memenuhi berbagai pasar. Banyak barang-barang yang masuk, banyak pula barang yang keluar dari pasar. Wirausahawan harus mampu membaca peluang usaha yang ada di pasar. Tidak hanya dituntut untuk membaca peluang saja, tetapi wirausahawan dituntut untuk membaca peluang tersebut secara cepat dan tepat. Setelah berhasil membaca peluang yang ada di pasar, wirausahawan dapat melakukan riset pasar untuk mengetahui secara lebih terperinci lagi mengenai peluang tersebut. Rincian hasil riset pasar tersebut kemudia disusun ke dalam sebuah kerangka bisnis yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan sebuah bisnis

Seorang wirausahawan juga mampu untuk peka terhadap perubahan trend di sekelilingnya. Sadar atau tidak, banyak sekali hal yang sudah berubah. Trend-trend baru sudah kian bermunculan seolah-seolah sedang beradu trend mana yang tahan lama di pasaran. Mulai dari makanan, mainan, sampai perhiasan. Sebagai contoh aja, kebetulan saya ini penggemar kuliner dan saya memperhatikan perubahan pola trend makanan-makanan atau minuman yang sedang hits di kalangan anak muda. Saya masih ingat betul dulu itu donat J.Co menjadi salah satu makanan yang booming. Eksistensinya sempat mengalahkan pesaingnya yang sudah dulu eksis di pasaran yaitu Dunkin Donut. Semua orang berbondong-bondong untuk membeli J.Co. Terutama anak-anak muda, saya salah satunya. Setelah membeli pasti saya cerita ke teman saya. Sharing flavor dari donat tersebut yang menjadi favorit saya. Bisa dibilang, dulu kalau belum pernah beli J.Co dicap tidak gaul. Lalu trend berkembang menjadi cupcake. Karena icingnya yang lucu, banyak orang tertarik memberi cupcake. Dari situ, mulai muncul trend-trend di dunia pastri dari cheese cake ke rainbow cake, lalu ke red velvet, lalu ke macaroon. Trend yang belakangan ini muncul adalah minuman dengan cotton candy (permen kapas) di atasnya. Dari contoh-contoh perkembangan trend tersebut, menurut saya remaja adalah target pasar yang mudah dibidik. Remaja cenderung lebih konsumtif dan remaja juga cenderung mengikuti arus trend yang ada karena remaja memiliki sifat yang tidak pernah puas dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. 

Sifat wirausahawan yang mampu memprediksi trend yang akan booming di waktu yang akan datang sebenarnya erat kaitannya dengan inovasi wirausahawan itu sendiri. Ia melihat trend apa yang sedang booming saat ini, lalu ia akan berusaha untuk mengembangkan trend tersebut lalu mengemasnya ke dalam sebuah trend baru. Selain pecinta kuliner, saya juga merupakan make-up addict. Dari tahun ke tahun perkembangan beauty product mengalami banyak kemajuan serta variasi. Seperti dulu foundation hanya berbentuk likuid, sekarang sudah ada yang berbentuk air brush. Tentu produk baru tersebut mengundang perhatian bagi make-up lover seperti saya. Orang-orang akan berbondong untuk membeli karena formulanya yang unik bahkan produk tersebut sold out di berbagai tempat atau situs penjualan.

Yang terakhir adalah inti dari berwirausaha, yaitu survive. Untuk survive di dunia usaha bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan. Tidak selamanya perusahaan akan untung, akan ada saatnya meskipun sekecil apapun nominalnya pasti perusahaan akan mengalami kerugian. Butuh kecerdasan dan taktik jitu dari seorang wirausahawan untuk meminimalisir segala kemungkinan resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan yang dibangunnya. Wirausahawan yang hebat menurut saya adalah wirausahawan yang dapat mempertahankan eksistensinya dari waktu ke watu di berbagai era tanpa menghilangkan originalitas dari produk tersebut. Terutama bila banyak pesaing di luar sana yang memproduksi produk sejenis.

Kesimpulannya, untuk memulai, menjalankan, serta mempertahankan kegiatan berwirausaha sangat dibutuhkan good attitude yang menjadi pegangan atau penuntun bagi seorang wirausahawan. Produk yang ditawarkan pun juga harus sesuai dengan target untuk siapa produk terbut diproduksi.

Monday, March 9, 2015

Kewirausahaan (Pertemuan Pertama)


        Sebenarnya apa sih arti dari kewirausahaan itu sendiri? Kewirausahaan adalah proses di mana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari peluang yang digunakan untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan serta kebutuhan melalui inovasi dan keunikan (Robbin dan Coulter). Seringkali orang mengasumsikan bahwa berwirausaha adalah sekedar menjual barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Seperti misalnya berjualan pulsa atau menjadi reseller barang-barang dalam bentuk pakaian, makanan, alat kecantikan, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut dinamakan selling dan proses selling merupakan bagian kecil dari kegiatan berwirausaha. 

        Untuk berwirausaha tentu ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Mungkin orang-orang berpikir bahwa untuk berwirausaha, komponen yang paling utama adalah modal. Modal memang penting dalam memulai suatu usaha. Namun justru komponen yang paling utama adalah niat serta tekad dalam diri sendiri. Kesiapan mental ini lah yang sangat penting untuk memulai suatu wirausaha. Bila modal sudah tersedia namun tekad tidak ada, maka suatu wirausaha tidak akan tercipta. Komponen lainnya yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha adalah ulasan deskripsi bisnis, strategi pemasaran, analisa pesaing, rencana desain dan pengembangan, rencana operasional dan manajemen, dan yang terakhir adalah membuat kerangka business plan.

        Saya yakin semua orang pada dasarnya dapat menjadi seorang wirausahawan. Karena saya yakin setiap orang pasti memiliki kegemaran akan sesuatu dan pasti pernah terlintas di benaknya untuk menciptakan suatu barang yang dapat menunjang serta memudahkan kegemarannya tersebut. Namun, ada sebagian orang yang berani mewujudkannya dan ada sebagian orang pula yang belum berani untuk mewujudkan. Kreatifitas serta inovasi harus dimiliki seorang wirausahawan. Kreatifitas dan inovasi tidak hanya diperlukan di awal kegiatan berwirausaha saja melainkan dibutuhkan di sepanjang kegiatan. Wirausahawan harus mampu menangkap peluang-peluang di pasaran dan memanfaatkan peluang tersebut untuk menuangkan kreatifitasnya yang selanjutnya menghasilkan sebuah barang. Keberanian juga menjadi point penting bagi seseorang untuk berwirausaha. Karena ada sebagian orang yang tidak berani berwirausaha karena takut akan rugi. Memang, bila dipikir menjadi seorang pegawai resikonya lebih kecil. Setiap bulan pasti rutin mendapat gaji. Sedangkan menjadi seorang wirausahawan setiap bulan harus memikirkan untuk menggaji pegawainya, harus memikirkan berapa banyak keuntungan yang ia dapatkan, berapa banyak uang yang harus dikeluarkan sebagai modal usaha di bulan selanjutnya. Pikiran-pikiran ini lah yang terkadang menjadi alasan seseorang memutuskan untuk tidak menjadi  seorang wirausahawan.

        Sekedar sharing aja, saya pun pernah berpikiran untuk menjadi seorang wirausahawan. Bila ada orang yang bertanya mengapa saya memilih untuk masuk ke fakultas ekonomi, saya pasti menjawab bahwa saya mempunyai impian untuk dapat mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di bidang properti karena saya tertarik dengan arsitektur dan desain interior tetapi saya tidak ahli dalam mendesain jadi saya memilih untuk menjadi yang menggaji para arsitek tersebut. Tidak hanya itu, saya juga pernah mengutarakan ke Ibu saya kalau saya ingin seperti Makeup Guru di Youtube yang memulai karirnya dengan membuat video makeup tutorial di youtube lalu setelah mereka memiliki banyak subscribers, mereka melaunching brand mereka sendiri serta menjual produk-produk kecantikan bahkan ke seluruh dunia. Kebetulan saya memiliki passion yang sama dengan mereka. Saya berpikir, saya menyukai produk-produk kecantikan, mengapa saya tidak membuat produk-produk sendiri dengan kualitas yang saya inginkan? Lalu kenapa malah memilih jurusan akuntansi? Mengapa tidak mengambil jurusan bisnis sekalian? Menurut saya, tidak ada hal yang percuma atau sia-sia. Menjadi wirausahawan memang cenderung lebih banyak membutuhkan praktek bukan teori. Namun teori nyatanya juga penting. Misalkan suatu saat saya menjadi seorang wirausahawan, saya akan tau bagaimana cara mengelola keuangan, bagaimana cara mencatat transaksi, dll. Memang saya bisa memperkejakan akuntan, namun tidak ada salahnya bila saya sendiri juga paham cara mengelola keuangan perusahaan. Tetapi terkadang saya merasa saya tidak memiliki ‘otak dagang’ dan ketakutan terbesar saya adalah jika saya mengalami kerugian. Apa saya bisa bangkit lagi bila mengalami kerugian nantinya? Apa perusahaan saya nantinya bisa terus tetap eksis di pasaran? Keraguan-keraguan macam itu seringkali muncul. Saya salut dengan perusahaan-perusahaan besar yang terus mendapat kepercayaan dari masyarakat dari waktu ke waktu. Founder perusahaan-perusahaan tersebut pastilah orang-orang hebat.

        Wirausahawan sangat dibutuhkan di zaman globalisasi seperti ini. Sekarang bukan zamannya mencari pekerjaan, namun sudah saatnya kita generasi muda yang menciptkan sebuah usaha dan peluang pekerjaan bagi orang lain. Dunia kewirausahaan sangat membutuhkan anak-anak muda karena anak-anak muda cenderung memiliki kreatifitas yang tidak terbatas serta masih memiliki hasrat yang besar untuk bekerja keras. Ada beberapa tips untuk memulai berwirausaha:
  • Kenali passion dalam diri sendiri. Seperti minat kita dalam bidang apa. Karena menjalankan usaha yang sesuai dengan minat kita tentu akan terasa lebih menyenangkan. 
  • Ciptakan motivasi kepada diri sendiri untuk memulai suatu usaha. Bila sudah termotivasi maka akan timbul niat. Jangan lupa mulai menabung untuk mengumpulkan modal. 
  • Buatlah business plan, buatlah dengan matang serta perhatikan pertimbangan-pertimbangannya.
  • Setelah rencana matang, kita bisa mencari partner untuk bekerja sama atau kita bisa memulai usaha kita sendiri 
  • Mulailah berproduksi dan menjualkan produk kita. Bila belum terlalu yakin, kita bisa membuat sample terlebih dahulu dan menwarkan ke orang-orang. Dari situ kita bisa melihat reaksi orang terhadap produk kita. Kita evaluasi kembali apa kelebihan dan kekurangan yang ada. Selanjutnya kita bisa memahami kebutuhan pasar. 
  • Selamat berproses!